Thursday, October 31, 2019

Model pembelajaran tipe STAD

A.  Konsep   Tentang   Model  Pembelajaran   Berbasis   STAD   (Student  Teams
Achievement Division)

1.   Pengertian Model Pembelajaran Berbasis STAD (Student Teams Achievement
Division)
Salah satu model pembelajaran  yang berperan dalam meningkatkan kerjasama
dan keaktifan siswa adalah pembelajaran kooperatif. STAD adalah salah  satu dari tipe
pembelajaran    kooperatif   yang    menekankan    adanya   kerjasama    siswa    secara
berkelompok dalam memecahkan suatu masalah untuk mencapai tujuan belajar. Slavin
(2008:12) menyebutkan bahwa  ”gagasan utama dari  STAD adalah untuk memotivasi
siswa  supaya dapat  saling  mendukung dan  membantu  siswa lain  dalam  menguasai
kemampuan yang diajarkan oleh guru”.
Ada  beberapa  pengertian   dari  model  pembelajaran  kooperatif   tipe  STAD
menurut para ahli antara lain sebagai berikut:
1).  Menurut   wina   (2008:242)   menjelaskan   bahwa   pembelajaran   kooperatif
merupakan  model pembelajaran  menggunakan  sistem  pengelompokkan atau
tim kecil,yaitu  antara 4-5 orang  yang mempunyai  latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).
2).  Johnson,  menyatakan  bahwa  pembelajaran   kooperatif  adalah  pemanfaatan
kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama
3).  Slavin (dalam Wina,2008:242)    mengemukakan     dua    alasan bahwa:
pembelajaran    kooperatif   merupakan    bentuk   pembelajaran    yang    dapat
memperbaiki    pembelajaran    selama    ini.   Pertama,    beberapa    penelitian
membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
prestasi  belajar  siswa sekaligus  dapat  meningkatkan  kemampuan  hubungan
sosial,  menumbuhkan sikap  menerima kekurangan  diri  dan orang  lain, serta
dapat   meningkatkan   harga   diri.   Kedua,   pembelajaran   kooperatif    dapat
merealisasikan kebutuhan siswa dalam  belajar, berfikir, memecahkan masalah
dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
Pembelajaran dengan  model  STAD mampu  menciptakan pembelajaran  yang
aktif,  inovatif, kreatif,  dan  menyenangkan bagi  siswa  selama  proses pembelajaran.
Pembelajaran yang demikian akan mampu membangkitkan semangat bagi siswa untuk
belajar  sehingga  akan  berpengaruh  terhadap  pencapaian   hasil  belajar  siswa  yang
optimal. Terdapat  beberapa  faktor yang  menjadikan model  ini mampu  menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Faktor tersebut adalah karakter
STAD sebagai model pembelajaran  yang menuntut kerjasama, pembelajaran berpusat
pada siswa (Student Centered), dan adanya penghargaan bagi tim terbaik.
Model STAD sangat menekankan pada kerjasama dalam kelompok belajar. Hal
ini akan menuntut siswa untuk saling membantu, memberi motivasi, dan saling percaya
satu  sama   lain.  Pembelajaran   yang  menekankan  pada   kerjasama  akan   memberi
kesempatan kepada siswa  untuk belajar bekerjasama, berbagi pendapat,  pengetahuan,
pengalaman, mendengarkan  pendapat orang  lain, saling memotivasi  dan aktif  dalam
kegiatan  pembelajaran.  Bentuk  kerjasama  dalam  model  STAD  diwujudkan  dalam
pembentukan  tim  belajar  siswa.. Fungsi  dibentuknya  kelompok  adalah  agar  siswa
anggota kelompok dapat bekerjasama  menyelesaikan tugas yang diberikan  dan saling
membantu untuk menguasai materi dengan baik. Hal ini karena sesama siswa memiliki
kesamaan  bahasa,   tingkat   perkembangan  intelektual   dan  pengalaman   kedekatan
sehingga membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran.
Satu   faktor   lagi    yang   menjadikan   STAD   sebagai   pembelajaran    yang
menyenangkan adalah adanya penghargaan bagi tim  terbaik. Penghargaan ini menjadi
motivator bagi  siswa untuk  menjadikan kelompoknya  sebagai yang terbaik  di kelas.
Kondisi ini akan menciptakan suasana persaingan yang sehat diantara siswa. Selain itu,
dengan adanya  pemberian penghargaan akan  membuat siswa lebih  termotivasi untuk
belajar. Motivasi  tinggi  yang ada  pada diri  siswa  akan memberikan  pengaruh yang
positif dalam proses pembelajaran yaitu terhadap hasil belajar siswa.

2.   Ciri-Ciri Model  Pembelajaran Berbasis STAD (Student  Teams Achievement
Divisions)
Sebagai  salah   satu  tipe   model  pembelajaran  kooperatif,   STAD  memiliki
beberapa ciri ciri yang menjadikan metode pembelajaran ini berbeda dengan metode
metode yang lain. Ciri ciri tersebut (Asmawati, 2011), yaitu sebagai berikut.
1.   Siswa dalam  kelompok diharuskan bekerja sama  untuk menyelesaikan materi
yang diberikan oleh guru untuk dicari pemecahannya.
2.   Kelompok  yang  dibentuk   merupakan  kelompok  yang  heterogen,  terutama
dalam  hal  akademik,   di  mana  terdapat  siswa  yang   memiliki  kemampuan
akademik yang tinggi, sedang, dan kemampuan yang rendah.
3.   Kriteria  kelompok heterogen  tersebut  dapat  ditambahkan dengan  perbedaan
dalam jenis kelamin, suku, maupun ras.
4.   Penghargaan yang diberikan oleh guru, lebih baik berorientasi pada kelompok,
dibandingkan berorientasi pada siswa

B.  Komponen-Komponen dalam Model Pembelajaran Berbasis STAD
Menurut  Robert E.  Slavin  (2008:  143) STAD  merupakan  salah  satu model
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik
untuk permulaan  bagi para  guru menggunakan  pendekatan kooperatif.  STAD terdiri
atas lima komponen utama yaitu sebagai berikut:

1).  Presentasi Kelas
Presentasi  kelas  dalam   STAD  berbeda  dari  pengajaran   biasa  hanya  pada
presentasi tersebut harus  jelas-jelas memfokuskan pada  unit STAD. Dengan  cara ini,
siswa  menyadari bahwa  mereka  harus  sungguh-sungguh  memperhatikan  presentasi
kelas tersebut, karena dengan begitu akan membantu mereka mengerjakan kuis dengan
baik, dan skor kuis mereka menentukan skor timnya.
2) Kerja Tim
Tim atau kelompok tersusun dari 4-5 siswa yang mewakili heterogenitas dalam
kinerja  akademik,  jenis  kelamin,  dan  suku. Fungsi  utama  tim  adalah  menyiapkan
anggotanya agar berhasil menghadapi kuis. Tim tersebut menyediakan dukungan teman
sebaya untuk  kinerja  akademik yang  memiliki pengaruh  berarti  pada pembelajaran,
serta tim  menunjukkan saling peduli  dan hormat,  hal itulah yang  memiliki pengaruh
berarti pada hasil-hasil belajar.
3). Kuis
Dalam mengerjakan kuis siswa tidak dibenarkan saling membantu selama  kuis
berlangsung. Hal ini menjamin agar  siswa secara individual bertanggung jawab untuk
memahami bahan ajar tersebut.
4).  Skor
Perbaikan Individual Setiap siswa dapat menyumbang poin maksimum kepada
timnya  dalam sistem  penskoran,  namun  tidak seorang  siswa  pun  dapat melakukan
seperti itu tanpa menunjukkan perbaikan atas kinerja masa lalu. Setiap siswa diberikan
sebuah  skor   dasar,  yang  dihitung   dari  kinerja  rata-rata   siswa  pada  kuis   serupa
sebelumnya. Kemudian siswa memperoleh poin untuk  timnya didasarkan pada berapa
banyak skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka.
5).  Pemberian Penghargaan
Guru  dapat   memberikan  sertifikat   atau  bentuk   penghargaan   lain  kepada
kelompok  siswa yang  berhasil  mencapai kriteria  yang  sudah  ditentukan oleh  guru.
Menurut Slavin dalam Nurmahni Harahap (2013: 14) mengatakan bahwa penghargaan
atas keberhasilan  kelompok  dapat dilakukan  oleh  guru dengan  melakukan tahapan-
tahapan sebagai berikut :
1).  Menghitung skor individu.  Skor ini  digunakan untuk  mengetahui seberapa  besar
perkembangan belajar siswa.
2).  Menghitung skor  kelompok. Skor  kelompok dihitung  dengan membuat  rata-rata
skor perkembangan anggota kelompok.
3).  Pemberian  pengakuan kelompok  Setelah  masing-masing  memperoleh  predikat,
guru    memberikan    penghargaan   kepada    masing-masing    kelompok    sesuai
predikatnya. Pengakuan  dari guru  merupakan salah  satu cara  untuk memberikan
motivasi kepada siswa untuk melakukan kompetisi yang positif.

C.  Prinsip  dan Langkah-langkah  Dalam  Model Pembelajaran  Berbasis  STAD
(Student Teams Achievement Division)
1.   Prinsip Model  Pembelajaran Berbasis  STAD (Student  Teams Achievement
Division)
STAD merupakan variasi  pembelajaran kooperatif   dengan  membagi siswa menjadi   kelompok   secara   heterogen   beranggotakan   empat-lima    siswa   dengan
beragam   kemampuan   yang    berbeda. Guru    memberikan   suatu   penjelasan    dan
permasalahan  kepada   siswa  di  dalam   kelompok  dan   memastikan  bahwa  semua
anggota kelompok  dapat menguasai permasalahan tersebut.
Gagasan  utama  STAD  adalah  memacu   siswa  agar  saling  mendorong  dan
membantu satu  sama lain untuk  menyelesaikan yang diberikan  oleh guru. Jika  siswa
menginginkan kelompoknya memperoleh hadiah maka mereka harus membantu teman
sekelompok dalam mempelajari pelajaran.  Siswa  diberi   waktu  untuk  bekerja  sama
setelah pelajaran diberikan oleh   guru, tetapi tidak saling  membantu ketika menjalani
kuis,  sehingga setiap  siswa  harus menguasai  materi  yang diberikan  (Slavin,  1995).
Model kooperatif tipe STAD merupakan  pendekatan yang menekankan pada aktivitas
dan interaksi  di  antara siswa  untuk  saling memotivasi  dan saling  membantu  dalam
menguasai materi pembelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

2.   Langkah-Langkah  Dalam   Model  Pembelajaran  Berbasis   STAD  (Student
Teams Achievement Division)
Menurut  Slavin  (dalam  Zainuris,  2007:8)  mengemukakan   langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:
1).  Guru menyampaikan materi pelajaran
2).  Guru  membentuk  beberapa  kelompok,  setiap  kelompok  terdiri  dari  empat sampai lima orang siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda
3).  Bahan atau materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk
mencapai kompetensi dasar
4).  Guru  memfasilitasi   siswa   dalam   bentuk   rangkuman,   mengarahkan,  dan memberikan penegasan pada materi pelajaran yang telah dipelajari
5).  Guru memberikan tes atau kuis  kepada siswa secara individu
6).  Guru memberikan penghargaan kepada kelompok  berdasarkan perolehan nilai hasil belajar individu dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
Sedangkan  menurut  Maidiyah  (1998:   7-13)  langkah-langkah  pembelajaran
kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:
1).  Persiapan STAD
a.         Materi  pembelajaran kooperatif  metode STAD  dirancang sedemikian
rupa   untuk  pembelajaran   secara   kelompok.  Sebelum   menyajikan   materi
pembelajaran,  dibuat lembar  kegiatan  (lembar  diskusi) yang  akan  dipelajari
kelompok kooperatif dan lembar jawaban dari lembar kegiatan tersebut.
b    Menetapkan  siswa   dalam  kelompok.  Kelompok   siswa  merupakan  bentuk
kelompok  yang heterogen.  Setiap  kelompok  beranggotakan  4-5  siswa yang
terdiri dari  siswa yang berkemampuan  tinggi, sedang  dan rendah. Guru  tidak
boleh membiarkan siswa memilih kelompoknya sendiri karena akan cenderung
memilih teman yang disenangi saja.
c.   Menentukan Skor Awal. Skor awal  siswa dapat diambil melalui Pre Test yang
 dilakukan guru  sebelum pembelajaran kooperatif  metode STAD  dimulai atau
 dari skor tes paling akhir yang dimiliki oleh siswa.
d    Kerja Sama. Kerja sama kelompok Sebelum memulai pembelajaran kooperatif,
sebaiknya   diawali  dengan   latihan-latihan  kerja   sama   kelompok.  Hal   ini
merupakan kesempatan  bagi setiap  kelompok  untuk melakukan  hal-hal yang
menyenangkan dan saling mengenal antar anggota kelompok.
d    Kerja Sama. Kerja sama kelompok Sebelum memulai pembelajaran kooperatif,
sebaiknya   diawali  dengan   latihan-latihan  kerja   sama   kelompok.  Hal   ini
merupakan kesempatan  bagi setiap  kelompok  untuk melakukan  hal-hal yang
menyenangkan dan saling mengenal antar anggota kelompok.
e.   Jadwal Aktivitas. STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur, yaitu
penyampaian  materi  pelajaran  oleh  guru, kerja  kelompok,  tes  penghargaan
kelompok dan laporan berkala kelas.
2).  Mengajar
Setiap  pembelajaran  dalam   STAD  dimulai  dengan  presentasi   kelas,  yang
meliputi pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis, aktivitas kelompok, dan  kuis.
Dalam presentasi kelas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a.   Pendahuluan
1.    Guru menjelaskan kepada siswa apa yang  akan dipelajari dan mengapa hal
itu  penting  untuk   memunculkan  rasa  ingin  tahu   siswa.  Hal  ini  dapat
dilakukan dengan cara memberi  teka-teki, memunculkan masalah-masalah
yang   berhubungan  dengan   materi   dalam   kehidupan   sehari-hari,   dan
sebagainya.
2.   Guru dapat  menyuruh siswa  bekerja dalam  kelompok  untuk menentukan
konsep atau untuk menimbulkan rasa senang pada pembelajaran.
b.   Pengembangan
1.   Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran.
2.   Guru menekankan  bahwa yang diinginkan adalah  agar siswa mempelajari
 dan memahami makna, bukan hafalan.
3.   Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan.
4.   Guru menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah.
5.   Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok masalahnya.
c.   Praktek terkendali
1.   Guru  menyuruh  siswa  mengajarkan  soal-soal  atau jawaban  pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
2.   Guru  memanggil  siswa   secara  acak  untuk   menjawab  pertanyaan  atau
menyelesaikan   soal-soal    yang    diajukan   oleh    guru.   Hal    ini   akan
menyebabkan siswa mempersiapkan  diri untuk menjawab pertanyaan  atau
soal-soal yang diajukan.
3.   Guru    tidak   perlu    memberikan    soal    atau   pertanyaan    yang    lama
penyelesaiannya pada kegiatan ini. Sebaliknya siswa mengerjakan satu atau
dua soal, dan kemudian guru memberikan umpan balik.
3).  Kegiatan Kelompok
a.   Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD,  guru sebaiknya menjelaskan apa
yang dimaksud bekerja dalam kelompok, yaitu:
1.   Siswa mempunyai  tanggung jawab untuk  memastikan bahwa teman  dalam
kelompoknya   telah   mempelajari  materi   dalam   lembar   kegiatan   yang
diberikan oleh guru.
2.   Tidak seorang pun  siswa selesai belajar  sebelum semua anggota kelompok
menguasai pelajaran.
3.   Mintalah  bantuan  kepada teman  satu  kelompok  apabila  seorang  anggota
kelompok mengalami kesulitan  dalam memahami materi sebelum  meminta
bantuan kepada guru.
b.   Guru dapat mendorong  siswa dengan menambahkan peraturan-  peraturan lain
sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan guru adalah:
1.   Guru meminta siswa berkelompok dengan teman sekelompoknya.
2.   Guru   memberikan   lembar   kegiatan  (lembar   diskusi)   beserta   lembar
jawabannya.
 3.   Guru  menyarankan  siswa  agar bekerja  secara  berpasangan  atau  dengan
seluruh anggota kelompok tergantung  pada tujuan yang dipelajarinya. Jika
ada   seorang   teman   yang   belum   memahami,   teman   sekelompoknya
bertanggung jawab untuk menjelaskan.
4.   Tekankanlah  bahwa  lembar   kegiatan  (lembar  diskusi)  untuk   diisi  dan
dipelajari.
c.   Guru  melakukan pengawasan  kepada  setiap kelompok  selama siswa  bekerja
dalam  kelompok.  Sesekali  guru  mendekati  kelompok  untuk  mendengarkan
bagaimana anggota kelompok berdiskusi.

3.   Kelebihan  Dan Kekurangan  Model Pembelajaran  Berbasis  STAD (Student
Teams Achievement Divisions)
Suatu model pembelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Demikian
pula   dengan  model   pembelajaran   kooperatif   tipe  Student   Teams   Achievement
Divisions  (STAD). Berikut  ini  beberapa keunggulan  Pembelajaran  Kooperatif Tipe
STAD menurut Slavin (1997: 17) :
a.   Siswa bekerja sama  dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi  norma-
norma kelompok.
b.   Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
c.   Aktif  berperan  sebagai tutor  sebaya  untuk lebih  meningkatkan  keberhasilan
kelompok.
d.   Interaksi antar  siswa  seiring dengan  peningkatan kemampuan  mereka dalam
berpendapat.
Selain keunggulan  model pembelajaran  kooperatif  tipe STAD  juga memiliki
kekurangan, diantaranya adalah :
a.   Membutuhkan waktu yang lebih lama bagi siswa sehingga sulit mencapa target
kurikulum.
b    Membutuhkan waktu yang lebih lama bagi guru sehingga pada umumnya guru
tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
a.   Membutuhkan  kemampuan  khusus  guru  sehingga   tidak  semua  guru  dapat
melakukan pembelajaran kooperatif.
b.   Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama .





No comments:

Post a Comment